Bonsai Energy Balancing – Defoliation

Sementara sebagian paragraf berbahasa Indonesia adalah hasil pemahaman saya maka paragraf berbahasa Inggris adalah hasil copy-paste dari halaman bonsaibark.com dan adamaskwhy.wordpress.com – Ditampilkan di blog ini semata-mata untuk keperluan pengarsipan pengetahuan pribadi. Bukan untuk kepentingan dengan niat buruk dan lain-lain hal yang merugikan pemilik hak cipta sah berdasarkan hukum. Jika ditimbang postingan ini telah melanggar hukum dan hak cipta, informasikan kepada saya, agar bisa saya hapus dengan segera. Sumber asli di Energy Balancing #5: Defoliationadamaskwhy.wordpress.com  

2 terminologi pengaturan pertumbuhan:

  1. Pruning – adalah pemotongan dahan/ranting mati atau yang tumbuh liar mengganggu estetika
  2. Defoliage – adalah pemotongan sebagian atau keseluruhan daun. Adalah juga satu teknik untuk “mengelabui” tanaman seolah-olah sedang di penghujung musim kemarau sehingga “memperbanyak” waktu tumbuh. Keuntungan lainnya adalah meningkatan ramifikasi (ranting halus), kerapatan daun, dan memperkecil ukuran daun

This Japanese maple (Acer palmatum) has been partially defoliated. The first branch is too small relative to the rest of the tree, so the purpose of the defoliation is to speed up the development of the first branch while slowing down the development of the rest of the tree. This works because energy flow decreases in areas that have been defoliated. Conversely, because the energy from the roots has to go somewhere, energy flow increases where leaves are left on. The photos in this post are from Bonsai Today issue 103 (out of print). The article that the photos are taken from is by Hiroshi Takeyama.

….and this leads us quite nicely to the number one complaint about the ficus benjamina: if you cut a branch and don’t leave green, (a leaf or a visible bud) that whole branch will die. To answer this pet peeve let me remind everyone that both junipers and pine trees are exactly the same as the ficus benjamina in this characteristic. 

And contrary to popular belief, you can defoliate a benjamina. You just have to make sure that you don’t damage the visible bud under the leaf.
Why would you need to defoliate one?
If you were showing the tree and you needed smaller leaves you would defoliate it.
The tree (most trees, actually) will respond by putting out twice as many leaves but they’ll only grow half as big.
This technique takes advantage of the way trees feed themselves.
The process is called photosynthesis. And, basically, a tree needs a certain square footage (or, in the rest of the world using the metric system, square centimeters, which just doesn’t sound as lyrical or poetic) of leaves to accomplish this process. When the leaves are damaged due to wind or insects (or my pruning shears) the tree responds by ramping up leaf production and growing as many as it can. But they’ll stop growing once that square footage is reached.
And they’ll have smaller leaves as a result.

Penyiram Tanaman Otomatis

3 bakalan bonsai sudah menjadi korban tewas akibat belum terealisasinya ide saya membuat sistem penyiram tanaman otomatis. Setiap kali menginap di rumah keluarga di provinsi sebelah, maka saya akan merepotkan diri pulang ke rumah hanya untuk menyiram tanaman. Bodoh bukan? Ya, sudah pasti. Padahal sebenarnya sederhana saja rancang bangun sistem ini.

Selepas beberapa kali beruntung menemukan artikel pendukung, maka bisa saya tuliskan daftar komponen untuk membuatnya, antara lain sebagai berikut:

  1. Timer elektronik – tersedia bebas di hampir setiap toko listrik pinggir jalan
  2. Klep Solenoid – ini jenis komponen yang baru saya kenal dan harganyapun ternyata murah. Fungsi dasarnya mirip dengan kran konvensional hanya saja mekanisme buka/tutupnya digerakkan secara elektronik. Sebelum menemukan Klep Solenoid ini, saya berpikiran untuk menggunakan Canister Filter akuarium (merk Atman model AT-3335 seharga Rp. 475.000,-; spesifikasinya: daya pancar 600liter/jam dan ukuran beban daya sebesar 15watt)
  3. Hose Air Mancur – merk Atec Mini Set (yang No.1 seharga Rp. 22.000,- atau No.2 seharga Rp. 42.000,-)
  4. Tentu saja selang air
  5. Tripod untuk posisi tegak ujung penyiram

Santigi, Kawista, dan Anting Putri

Santigi (Pemphis Acidula) – Kulit batang pohon ini memang berkarakter dan meyakinkan akan kesan tua dan telah berumur. Karena itulah mungkin yang menjadikannya pilihan utama para penggemar bonsai bonafid. Saya kategorikan bonafid karena harga pasaran untuk bakalannya saja, ada dikisaran 3 juta Rupiah. Benar-benar di luar kemampuan saya.

Anting Putri (Wrightia religiosa) – Ada yang bilang bahwa jenis ini mudah sekali tumbuh. Potong batang/dahannya kemudian tancapkan saja di tanah, maka dalam beberapa minggu akan tumbuh menjadi satu pohon baru. Wah, mirip jenis beringin dong kalau begitu.

Kawista (Feronia limonia; Feronia lucida; Limonia acidissima) – Daun kecil dan sifat batang yang lentur.